Teknologi Informasi menjadi Basis Utama dari Program Kemendes PDTT
2 mins read

Teknologi Informasi menjadi Basis Utama dari Program Kemendes PDTT

BimtekDesa – Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan transmigrasi (Kemendes PDTT) mendorong seluruh pegawai untuk beradaptasi dengan Teknologi Informasi (TI). Dalam situasi ini, cara-cara tradisional tidak lagi sesuai untuk pelaksanaan program di desa-desa PDTT.

 Menteri Perdesaan, Pembangunan Tertinggal, dan transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meminta seluruh inisiatif berbasis IT direncanakan pada awal 2023. Mulailah dengan merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi konstruksi secara keseluruhan.

Baca juga: Pilkades Serentak 2023, bakal calon lebih dari 5 orang dari 12 desa

“Awal tahun 2023 kita akan mengambil langkah baru, model pengembangan dan penerapan tata kelola baru, dan berbagai model yang sudah kita terapkan dan evaluasi. Tantangan yang harus kita mulai di awal tahun 2023 adalah model berbasis pengembangan informasi Manajemen teknologi, perencanaan, evaluasi, manajemen tata kelola, harus kita lakukan,” kata Abdul Halim Iskandar, Senin (2/1/2023).

Teknologi Informasi menjadi Basis Utama dari Program Kemendes PDTT

Gus Halim menjelaskan, dalam lingkungan PDTT yang menangani 3 kegiatan, tidak mungkin semuanya dilakukan secara manual. Ketiga proyek tersebut meliputi desa, pengembangan kawasan tertinggal dan pemukiman transmigrasi.

Baca juga: Lowongan Kerja Freeport Indonesia, Segera Cek Posisi dan Kualifikasinya

Selanjutnya Gus Halim mengatakan, upaya pembangunan desa harus menggunakan teknologi informasi, termasuk data terkini, sebagai acuan untuk mengetahui potensi dan permasalahan yang ada.

“Selain itu, setiap SDM juga perlu meningkatkan kapasitas untuk beradaptasi dengan situasi terkini,” ujarnya.

Gus Halim mengatakan pentingnya mengubah cara pandang masyarakat terhadap program keimigrasian sebagai bagian dari upaya pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan. Masyarakat diharapkan secara sukarela berpartisipasi dalam program tersebut tanpa rasa takut.

Baca juga: Desa Wisata Ngilngof Maluku Tenggara mendapat Penghargaan Best Homestay Award di ASEAN Tourism Awards 2023

“Pertama tentang desa, kemudian daerah transmigrasi, Ratusan daerah baru dan lama, dan banyak daerah transmigrasi, yang kita persiapkan untuk RPJP dan RPJMN mendatang, dengan sesuatu yang baru, transmigrasi bukan lagi hal yang menakutkan,” jelas Gus Halim.

Menteri Gus Halim berpendapat bahwa pembangunan di daerah tertinggal adalah keharusan. Semua ini tidak akan mungkin terjadi tanpa penggunaan metode teknologi informasi.

Terakhir, Gus Halim menyimpulkan: “Saya mengajak semua orang untuk terus berbenah diri dan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan kita dalam memenuhi kebutuhan zaman kita.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *